Jumat, 19 Mei 2017

Berdiri diatas Pondasi Penyerahan Diri Kepada Allah dan Rasulnya

Aqidah bersifat ghaib, dan yang ghaib tersebut bertumpu pada penyerahan diri. Kaki Islam tidak akan
berdiri tegak malainkan diatas pondasi penyerahan diri dan kepasarahan. Imam kepada yang ghaib merupakan salah satu sifat terpenting bagi orang-orang mukmin yang dipuji oleh
Allah Ta'ala, dan Firmannya, Alif laam miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki  yang Kami anugerahkan kepada mereka. (Qs. Al-Baqarah: 1-3)

Sebab, akal tidak mampu memahami yang ghaib dan tidak mampu secara mandiri mengetahui syariat secara rinci, karena Kelemahan dan keterbatasannya. Sebagaimana pendengaran manusia yang terbatas penglihatannya, dan  kekuatan yang terbatas, maka akalnya pun terbatas. Sehingga tidk ada pilihan lain selain beriman kepada  yang ghaib dan berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla.

Sedangkan aqidah-aqidah lainnya tidak berserah diri kepada Allah dan Rasulnya, melainkan tunduk kepada rasio, akal, dan hawa nafsu. Padahal sumber kerusakan umat dan agama tidak lain adalah karena mendahulukan aqli daripada naqli, mendahulukan rasio daripada wahyu, dan mendahulukan hawa nafsu daripada pentujuk.

diambil dari buku Aqidah Ahlus Sunnah
Konsep, ciri Khas dan Kekhususan Penganutnya.

Rabu, 10 Mei 2017

MENGUNGKAP KEBATILAN PENENTANG TAUHID

Bismillah

Ketahuilah wahai saudaraku seiman-semoga Allah senantiasa memberi rahmat kepada anda, bahwa sesungguhnya "TAUHID" adalah mengesakan Allah SWT dalam beribadah. Dan Tauhid ini adalah agama para rasul, yang Allah utus mereka untuk membawa agama itu kepada hamba-hamba-Nya. Rasul yang pertama (dari rasul-rasul Allah) adalah  Nabi NUH as. beliau diutus Allah SWT kepada kaummnya disaat mereka terlalu berlebih-lebihan memuja orang-orang shaleh mereka yaitu: Wadda, Suwa', Ya'uq, dan Nasr, sedangkan penutup para rasul ialah Nabi Muhammad SAW. Beliaulah yang telah menghancurkan patung orang-orang shaleh tersebut. Beliau di utus oleh Allah kepada suatu kaum yang senantiasa beribadah, berhaji, bersedakah, dan memperbanyak dzikir (ingat) kepada Allah, akan tetapi mereka masih menjadikan makhluk sebagai perantara antara mereka dengan Allah SWT. lantas mereka mengatakan "Kami inginkan dari mereka (para perantara tersebut) sebagai pendekatan kepada Allah kami ingin syafa'at (pertolongan) mereka di sisi Allah, seperti para malaikat, Nabi Isa, maryam dan manusia lain dari orang-orang shaleh lainnya.

Maka Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW untuk memperbaharui agama bapak mereka, Ibrahim as sambil memberi tahu mereka bahwa taqarrub (pendekatan) dan I'tikad (keyakinan hati)
itu semata-mata hak Allah SWT. Tidak patut bagi selain Allah, termasuk tidak patut bagi malaikat pun, tidak juga bagi seorang nabi yang diutus. Apabila bagi selain dari keduanya.

Demikianlah semestinya, orang-orang musyrikpun bersaksi, bahwa hanya Allah yang maha Esa Pencipta, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwasanya tidak ada yang mampu memberi rezki selain Dia, tiada yang menghidupkan selain Dia, tiada yang mematikan selain Dia, dan bahwasanya seluruh langit berikut penghuninya dan seluruh bumi yang tujuh berikut penghuninya adalah hamba-Nya dan dibawah tindak dan kekuasaan-Nya.

Jika anda ingin dalil yang menunjukkan bahwa orang-orang musyrik yang diperangi oleh Rasulullah SAW itu bersaksi dengan hal tersebut, maka silahkan baca firman Allah SWT :

"Katakanlah: siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi atau siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran dan penglihatan dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab: Allah. Maka katakanlah: mengapa kamu tidak bertaqwa ( kepada-Nya)". ( Yunus: 31)

“Katakanlah: Kepunyaan siapakah bumi ini dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah" Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?
Katakanlah: "Siapakah empunya langit yang tujuh dan empunya Arsy yang besar? Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah. Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?. Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak dapat dilindungi (seorangpun) dari (azab) Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: "Kepuyaan Allah", Katakanlah: (kalau demikian), maka dari jalan mana kamu ditipu". (Al-Mu’minun: 84-89).

bersambung.....

copas kitab kasyfu syubhat